Wednesday, February 23, 2022

SOCANTARA

         Socantara merupakan istilah penggabungan dua kata yang memiliki keterpaduan dan pemaknaan yang mendalam yakni Soca dan Nusantara. Soca dalam istilah Balinya adalah Permata Mulia, atau bebatuan yang memiliki makna estetik pada penggunanya. Begitupula Permata biasanya dijadikan afirmasi sebuah pemikiran manusia dari sisi “les”/ “ules” /”karakter” maka istilah pada bebatuan mulia atau permata mulia tersebut sering disebut terdapat istilah yang muncul yaitu les dadap, les jati, les cendana, les biyu, les kelor dan masih banyak yang lainnya. Pemaknaan terhadap karakter bebatuan atau “les” merupakan cara si pengguna bebatuan untuk mengafirmasi pemikirannya selayaknya “les” yang dipergunakannya misalnya menggunakan Soca les jati seseorang yang menggunakan cincin dengan soca les jati ini memiliki seyogyanya karakter pendirian yang kuat karena “Jatidirinya”. Soca les dadap seseorang yang menggunakan cincin permata bermata les dadap ini memiliki seyogyanya mampu meneladani pohon dadap atau sering disebut pohon “kayu sakti”, bisa memberikan peneduh dan kesembuhan bagi umat manusia. Namun penulis disini tidak berkutat pada selembar tulisan bebatuan atau les atau permata mulia, pada presisi ini penulis membawa optik atau perspektif berbeda dari Soca ini.

Soca yang dimaksudkan penulis permata mulia dari menanam benih kahuripan pada alam semesta dan menanam benih kahuripan pada diri manusia, katakanlah istilah seremnya “bhuana alit”. Menanam benih permata lewat mata hati, menanam benih perkataan lewat mata berbicara dan menanam benih mata tindakan lewat karya yang dibuat adalah hal penting yang harus dimiliki terutama ketika dalam pendidikan. Pendidikan perlu mengajarkan tanam benih permata mulia dalam diri pelajar, permata inilah soca yang perlu diasah ditanam dan dirawat permatanya agar dapat terus bersinar. Permata yang dimaksud adalah manusia yang masih dalam proses belajar, Permatanya diasah lewat belajar berpikir, belajar berbicara dan belajar bertindak agar “les”atau “ules” atau sering disebut karakter dalam diri pelajar dapat dibangun. Inilah konsep dari paradigma SOCAIS.

Soca dalam menanam benih permata pada diri pelajar adalah dengan pendekatan usaha dan niat suci. Soca bisa dipadankan dengan istilah SAUCA yang berarti kesucian. Kesucian mungkin istilah yang terlalu berat namun levelnya diturunkan menjadi pembersihan diri. Sebelum belajar, sebagai seorang pelajar di nusantara patut mengetahui proses untuk menanam benih permata (soca) yang bersih dalam diri adalah dengan niat tulus belajar. Belajar didasari atau usaha dalam membaca, menulis, menalar dan memahami persepsi sebagai sebuah perbandingan dan gagasan yang membangun.

    Soca merupakan istilah menusantaranya Permata. Pelajar diibaratkan sebagai permata yang perlu diasah terus agar tajam dan memiliki cahaya. Permata yang masih berbentuk bebatuan yang tak bersinar dan memiliki fungsi diaktifkan melalui, Socaksara, Socagama, Socalaksana. Artinya Socaksara dibangkitkan permata hati pembelajar lewat aksara, bangkitkan agem-ageman atau pedoman permata hati dari pelajar itu lewat agama yang penuh kedamaian dan cinta kasih dan bangkitkan wujud nyata permata hati (soca) karakter pelajar dengan karya melalui laksana. Jika dibahas menusantara Aliran SOCAIS sebagai salah satu imu terapan sosial yang tidak pernah habis dibahas untuk penyatuan sosial masyarakat melalui tanam benih permata pemikiran dan perasaan manusia. 

No comments:

Post a Comment

Literasi Digital Versi Aplikasi Book Creator Hindu

            Literasi serasa sepi, karena kemampuan peserta didik dalam hobby membaca sebagai bagian dari literasi mulai menurun dari kurun w...