Socantara merupakan istilah penggabungan dua kata yang memiliki keterpaduan dan pemaknaan yang mendalam yakni Soca dan Nusantara. Soca dalam istilah Balinya adalah Permata Mulia, atau bebatuan yang memiliki makna estetik pada penggunanya. Begitupula Permata biasanya dijadikan afirmasi sebuah pemikiran manusia dari sisi “les”/ “ules” /”karakter” maka istilah pada bebatuan mulia atau permata mulia tersebut sering disebut terdapat istilah yang muncul yaitu les dadap, les jati, les cendana, les biyu, les kelor dan masih banyak yang lainnya. Pemaknaan terhadap karakter bebatuan atau “les” merupakan cara si pengguna bebatuan untuk mengafirmasi pemikirannya selayaknya “les” yang dipergunakannya misalnya menggunakan Soca les jati seseorang yang menggunakan cincin dengan soca les jati ini memiliki seyogyanya karakter pendirian yang kuat karena “Jatidirinya”. Soca les dadap seseorang yang menggunakan cincin permata bermata les dadap ini memiliki seyogyanya mampu meneladani pohon dadap atau sering disebut pohon “kayu sakti”, bisa memberikan peneduh dan kesembuhan bagi umat manusia. Namun penulis disini tidak berkutat pada selembar tulisan bebatuan atau les atau permata mulia, pada presisi ini penulis membawa optik atau perspektif berbeda dari Soca ini.
Soca
yang dimaksudkan penulis permata mulia dari menanam benih kahuripan pada alam
semesta dan menanam benih kahuripan pada diri manusia, katakanlah istilah
seremnya “bhuana alit”. Menanam benih permata lewat mata hati, menanam benih
perkataan lewat mata berbicara dan menanam benih mata tindakan lewat karya yang
dibuat adalah hal penting yang harus dimiliki terutama ketika dalam pendidikan.
Pendidikan perlu mengajarkan tanam benih permata mulia dalam diri pelajar,
permata inilah soca yang perlu diasah
ditanam dan dirawat permatanya agar dapat terus bersinar. Permata yang dimaksud
adalah manusia yang masih dalam proses belajar, Permatanya diasah lewat belajar
berpikir, belajar berbicara dan belajar bertindak agar “les”atau “ules” atau
sering disebut karakter dalam diri pelajar dapat dibangun. Inilah konsep dari
paradigma SOCAIS.
Soca
dalam menanam benih permata pada diri pelajar adalah dengan pendekatan usaha
dan niat suci. Soca bisa dipadankan dengan istilah SAUCA yang berarti kesucian.
Kesucian mungkin istilah yang terlalu berat namun levelnya diturunkan menjadi
pembersihan diri. Sebelum belajar, sebagai seorang pelajar di nusantara patut
mengetahui proses untuk menanam benih permata (soca) yang bersih dalam diri
adalah dengan niat tulus belajar. Belajar didasari atau usaha dalam membaca,
menulis, menalar dan memahami persepsi sebagai sebuah perbandingan dan gagasan
yang membangun.
No comments:
Post a Comment