Thursday, April 2, 2020

Inovasi Pendidikan Milineal Hindu Penggerak Sisdiknas 2020

Penulis : Candra Prawartana, M.Pd
Jenis Tulisan : Artikel
 Inovasi Pendidikan Milineal Hindu 
Penggerak Sisdiknas 2020    

    Paradigma pembangunan sumber daya manusia pondasi  kuatnya adalah pendidikan. Karena pendidikan membawa arah mental dan fisik setiap peserta didik pada pemikiran maju. Ada 4 kompetensi yang menjadi acuan dalam undang – undang 20 tahun 2003 tentang sisdiknas yaitu kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi ilmu pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Substansi baru yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang merupakan tokoh muda pendidikan yang kerap kali tampil sebagai CEO Aplikasi Star-Up ternama di Indonesia. Melalui gagasan pendidikannya  menyatakan membangun insani manusia pelajar yang merdeka belajarnya. Kemendikbud menyampaikan sesuai dengan PISA (Programe Internasional School Assement) bahwa kemerdekaan belajar yang dinilai secara internasional merupakan cara setiap pelajar membawa dirinya pada kesenangan, minat dan bakat dalam hal belajar. Belajar bukan hal yang memberatkan, begitu halnya guru sebagai penggerak di dalam dunia pendidikan bukan untuk staf administrasi yang mengurusi urusan administrasi pendidikan yang sangat kompleks. Guru bukan menjadi Center Point of Learning. Guru sebagai penggerak dalam dunia pendidikan adalah guru yang menjadi contoh berinovasi, kreatif dan mampu mengembangkan potensi entrepreneur serta marketing bagi peserta didiknya dan bukan menjadi pemberi contoh.
    Upgrade pengembangan pendidikan membawa arah kebijakan baru bahwa era yang dialami sekarang, dimana era kelulusan tidak menjamin adanya kualitas kompetensi lulusan, era dimana akreditasi tidak menjamin mutu, era dimana nilai UN tidak menjamin kompetensi anak pada ahlak dan budhi pekerti. Lalu yang menjadi pertanyaan dari sekian kompleksitasnya masalah dalam dunia pendidikan. Inovasi yang dilakukan kepada peserta didik milieal terkhususnya Hindu ini apa?. Akankah Pendidikan Agama Hindu masih relevan menjawab tantangan - tantangan kemajuan teknologi dalam upaya membangun inovasi dalam dunia pendidikan?. Mari simak dimensi yang lain, pembaharuan dalam dunia pendidikan agama hindu dapat terjadi apabila adanya koordinasi antara pemegang kebijakan yaitu Kemenag dan Dinas pendidikan dengan Kepala Sekolah, Guru serta ke peserta didiknya. Terjadinya persatuan yang solid diantara ketiga steakholder ini. Pembaharuan atau inovasi dalam dunia pendidikan agama hindu tentu dengan memanfaatkan Trilogi yaitu Tattwa, Susila dan Acara. 
    Inovasi yang perlu dibangun dari segi Tattwanya, adalah segala bentuk literasi Hindu sebagai pedoman tidak dalam bentuk hardcopy terus atau buku yang disajikan tidak hanya dalam bentuk kertas (Paper) namun mengarah pada Less Paper (mengurangi penggunaan kertas), bisa memanfaatkan teknologi secara online melalui e-book, google form, Google Classroom, Team Viewers, wordpress, maupun aplikasi play store lainnya. Lontar maupun Kitab bisa diakomodir dari digitalisasi menggunakan code lenguade. Ramayana, Mahabarata dan Kitab ithiasa yang berisi cerita menarik dikemas dalam bentuk e-book yang isinya video yang menampilkan ilustrasi cerita dan sangat cocok dikonsumsi oleh peserta didik hindu (sindu) di PG/PAUD. Sistem inovasi pendidikan dalam bentuk digitalisasi sangat penting sekali dilakukan, untuk mepermudah dari sekian tebalnya buku yang dipelajari oleh peserta didik dapat membantu kapan dan dimana peserta didik dapat mengaksesnya. Inovasi pendidikan hindu dapat dibuat dari aspek tattwanya melalui pembuatan aplikasi kotak suara umat yaitu pembaharuan apabila umat atau peserta didik hindu mengalami kesulitan maka dapat bertanya pada aplikasi yang dimaksud. Catatan yang penting di era 4.0 ini dalam pendidikan, brainware (manusianya) dapat mengakses android. Sehingga siklus informasi yang mendidik melalui inovasi milineal ini di tahun 2020 dapat tercover.
    Kemilenealan siswa hindu sekarang adalah teknologi kerap kali membawa perubahan yang fleksibel namun ahlak dan budhi pekertinya bagaimana?, Guru menjawab tantangan itu dengan mengajak salah satu siswa atau salah dua siswa sebagai tutor teman - temannya dalam menyampaikan ide dan gagasan di ruang kelas. Metode pembelajaran berinovasi tanpa batas juga diberlakukan dengan media diskusi online lewat aplikasi classroom maupun WA jika didalam kelas menggunakan metode tarka vada terupdate. Tarka Vada terupdate adalah satu teman membaca yang lain mendengar kemudian mendiskusikan setiap pendiskusi membawa masalah kemudian dicarikan solusi oleh peserta didik. 
    Dari Aspek Susila, inovasi pendidikan yang dapat dilakukan adalah mampu mengembangkan satu pilot project yang ada hubungannya dengan aplikasi You –Tube, anak SD, SMP dituntun untuk membuat video dan diakomodir oleh gurunya dalam ekstra videografi membuat kanal you-tube kemudia anak ditampilkan dalam bentuk literasi bernarasi positif yang membicarakan dan tindakannya mengarah dalam ajaran agama hindu. Melalui aplikasi TeamViewer anak dituntun untuk saling bekerjasama (sosial) dan mengambangkan rasa solidaritas yang termaktub dalam nilai Tattwam Asinya bahwa semuanya adalah itu. Dan mengembangkan makna pendidikan Wasudewa Kuthumbhakam, peserta didik semua bersaudara. Dari kesekian ritus tindakan yang dialami melalui wadah aplikasi senantiasa penggunaan kuota dan kecepatan signal menjadi penting. Maka anggaran UN yang wacanannya akan dihapus seyogyanya dapat dialihkan menjadi anggaran untuk membangun Server di masing – masing sekolah.
    Metode pembelajaran yang berinovasi pendidikan juga sangat penting diberlakukan karena metode dan strategi sangat mempengaruhi output. Inovasi metode bagi pendidikan milenial hindu mengarah pada sistem pendidikan nasional 2020 yang wacananya menghapuskan UN dan diganti deng format Asessment Kompetensi, jadi tidak wacana lagi anak pinter dan bodoh, setiap anak memiliki kelebiha dan kelemahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam dunia pendidikan. Metode ataupun strategi belajar dapat menggunakan Google Form sebagai kuis dikelas yang mampu membangun daya tarik peserta didik dalam belajar. Menggunakan Google Classroom untuk menjelaskan materi lewat online guru hanya sesekali ke kelas dalam hal menyampaikan informasi yang ada hubungannya dengan akhlak dan budhi pekerti.
    Dari dimensi Acara atau upakara, setiap siswa hindu (sindu) dapat mengembangkan tutorial pembuatan canang sari, Kaltkat dan pemaknaanya di Youtube dan diedit sebelumnya serta dipublish untuk mendapatkan benefit sembari menyelipkan pendidikan Marketing dan Interprenenurnya. Marketing dalam bisnis sangat penting untuk survivenya pelajar hindu kedepannya. Inovasi 2020 menghantarkan pada formulasi 2+2 = 4. Dalam KI (Kompetensi Inti) 4 dijelaskan mengenai Keterampilan, siswa milenial hindu perlu memiliki keterampilan yang berorientasi pada hasil yang dapat dijadikan lapangan pekerjaan nantinya bagi kehidupan peserta didik. Di tahun genap 2020 arah baru keterampilan peserta mileneal hindu dibangun berdasarkan Tri Hita Karana.
    Jadi Solusi yang ditawarkan yang patut dipilah dan dipilih sebagai cendikiawan hindu untuk memperkuat narasi, masalah dan opini diatas antara lain : (1) Belajar menjadi Tutor Sebaya secara online lewat Aplikasi milenial, (2) Kurangi penggunaan Kertas (Less Paper) demi lingkungan hidup, (3) Digitalisasi dalam tutorial maupun Guide online diberlakukan demi kelancaran siklus pendidikan, (4) Dharma Wacana dikemas dengan diskusi Online (Tarka Vada Online) lebih banyak mendengar Masalah Online melalui Grup WA maupun Google Classroom dibandingkan Tatap Muka langsung ini lebih Efisien dan Efektif, (5) Pergunakan selalu sistem pendidikan hindu melalui Pratyaksa Pramana secara update lewat You-tube.              
     

No comments:

Post a Comment

Literasi Digital Versi Aplikasi Book Creator Hindu

            Literasi serasa sepi, karena kemampuan peserta didik dalam hobby membaca sebagai bagian dari literasi mulai menurun dari kurun w...